beo, bisikkan kalimatku ini pada yang setiap padamu,
"dalam-dalam aku meletakkan sentuhan jemari angin nafasmu
sampai di dasar di palung sepi tanpa huru burung pagi
apa kau nyaman istirah pasrah dengan denyut lukaku?"
beo,dengan senar-senarmu aku dentingkan segala bunyi
lewat bibir-bibir musim mengecup gunung, lautan biru
dari bara magma dan gelombang badai aku menjadi
hanya pada tangan yang mencipta nada di tubuhmu
beo, siramkanlah secawan anggur surga pada senarmu
dengan jari-jari dari tanganku yang gemetar dan subur
di punggung dan lehernya yang segera di pelukku
setelah pertemuan, pagi di Kebun Laras, 14 mei 2012
Beranda Sunyi NaziL
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tuls Komentar...