Kau mengukir sajak sajakku
Yang lama tenggelam ditelan ego
Penyairku kau selalu hadir dalam malam malam dinginku
Ada sejengkal jarak yang memisahkan kita
Lalu kau hedir melalui ilusi manja
Perkenankan malamku menemui malammmu
Penyairku
Lelaki itu hanya mengangguk lantas merapikan selimutnya
Matanya terpejam tapi laut dihatinya rindukan pantai
Penyairku
merindukan sebuah danau di pipi kekasihnya itu
tempat ia selamatkan hatinya kala malam genapi sunyi
Ia rindukan tawanya ketika pecah suaranya menjadi bunga yang ia rawat dengan setia dihatinya
Ia hanya yakin
Kekasihnya itu walau tak bicara
Kuncup dibibirnya rekah kemimipinya.
Maka lelaplah kini
dilapang dada lelaki itu.
Tempat segala sejarah air mata ditampung
Tempat segala cahaya dari rindu dan setia di perempuan sempurna.
Dijantung malam yang sunyi in
Bilakah berpasrah pada peluk alam, seperti lautan yang dinikahi pantai
Maukah ku selimuti?