Lencana Facebook

Minggu, 08 Januari 2012

Saya dan perempuan itu

Catatan Nazil


Saya dan perempuan itu
                Barangkali rasa yang diutamakan oleh perempuan itu, bagaian perjuangannya untuk dapat menjalin hubungan cinta dengan laki-laki yang disukainya. Mestinya perempuan itu juga dapat saling menjaga perasaan baik laki-laki maupun perempuan selain dirinya. Namun lagi-lagi atas nama cinta yang diagungkan sehingga dapat melunturkan sisi kemanusiaan. Yah,, barangkali sudah bagian saya untuk menerima tuduhan yang tidak semestinya. Saya perebut suami orang, saya perebut pacar orang… heemm…., bisa jadi itu hanya julukan perempuan yang iri pada saya. Padahal jika kita melihat dari sisi posotif, apa salahnya bertegur sapa semisal, bertanya, minta bantuan dan membeantu. Bukankah manusia diciptakan juga untuk saling melengkapi, membantu dan semacamnya. Lalu, dimana letak kesalahan saya sebagai perempuan yang hampir 8 tahun sendiri tanpa laki-laki pilihan saya. Yah, barangkali perempuan itu memandang saya sebelah mata, karena saya selalu sendiri tidak seperti perempuan lain yang selalu berjalan, makan bersama diwarung, belanja diantar dengan laki-laki, lalu dia menilai saya tidak baik dimata laki-laki. Heemmm …benar-benar menggelikan bagi saya, dikira dirinya paling beruntung. Bukankah, perempuan juga mampu menjalani hidup keseharian untuk semetara tanpa laki-laki?.  Mustahil bagi saya perempuan hidup tanpa laki-laki, begitu juga sebaliknya. Bukankah Islam juga mengajarkan bagaimana menjalin hubungan baik dengan sesama manusia tanpa pandang bulu?. “cemburu”, yah, bisa cemburu bagian dari menyayangi dan mencintai, namun apakah kemudian mengabaikan serta merugikan orang lain, “TIDAK”.
                Tiba-tiba perempuan itu menuduhku tanpa sebab, heemmm,,,,yah mungkin dia dihantui oleh perasaannya sendiri. Ehh, masak aku dituduh cinta berat pada laki-laki yang dicintainya. Seenaknya saja dia bicara didepan umum. “perempuan itu mencintaimu, tapi sayangnya sudah punya suami”. Menggelikan lagi-lagi, langsung aku berteriak tertawa, hahahahaha…… oww ternyata yang selama ini dia teriak-teriakkan tentang pengertian, perasaan dan semacamnya,,, ketelan mentah. Apapun dendammu pada saya, sedikitpun saya tidak punya niatan buruk, “lawong jenenge ae wong tresno yo mesti duwe roso cemburu” . itulah kalimat teman saya yang selalu meredakan curhatan saya.
                “Semstinya ia juga tersenyum pada saya, tak usah cemburu berlebihan”.
“atau barangkali  merasa tersainging?, padahal saya tak pernah merasa menyaingin”
“sudahlah Zil… dia hanya perempuan yang masih menginginkan sesuatu yang barangkali dianggap sudah tiada”
“Zun… dia juga perempuan yang harus mengerti tentang perasaan perempuan lain, bukan hanya mengerti peresaannya sendiri”

                Yah tulisan ini hanya sebatas ludah yang ingin saya buang, agar tidak menumpuk ditenggorokan.
Dan saya akan mengabadikan sebaris kecemasannya, “Maz…dialah yang mencintaimu dan menyayangimu, bukan SAYA”.

1 januari 2012
               

2 komentar:

subhanallah... entah dengan apa aku mesti menjadikannya bait-bait dalam keraguan ini

Posting Komentar

Silahkan Tuls Komentar...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More