Lencana Facebook

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 18 Januari 2012

Saya dan Dia

Tempat Kami

Yah, Barangkali kita harus berpisah dulu
Sementara waktu yang berbalik selalu memberi isyarat tentang hujan
Kita mesti berteduh sayang. . . . .
                   Kau tahu tentang hujan?
                   Kau tahu tentang kemarau?
                   Sayang, ayolah jawab. . .
Aku butuh jawaban
Walau hanya seutas senyum tanpa kata
Agar malamku tak selalu menenggelamkan angan tentang kita
                   Yah, kita mesti jauh untuk membuat muara cerita hidup kita, mungkin. . .
Sayang, jika kelak kau sudah menjadi suamiku
Aku hanya ingin menjadi perempuan yang selalu membuatkanmu secangkir Wedang Jahe kesukaanmu
                   Disetiap pagi dan malam serta meletakkan tepat disebelah  tempatmu duduk menikmati ikan-ikan yang kupelihara
Sayang, ikan-ikan itulah yang selalu menemani diam dan sendiriku saat kau dirantau sana
dan Aku hidup dirantau
                    Sekarang kau boleh bertanya pada ikan-ikan itu tentang aku
18 januari 2012 

Minggu, 08 Januari 2012

Akhir Desember

catatan
Tulisan Kecil
Barangkali ini malam yang menenggelamkan masa silam yang sekian lama  menyerta pada perjalanan hidup. Malam ini tak sedikit yang merayakan tahun baru. Inbook saya hampir tidak memuat sms masuk, dan semua sms yang masuk mengucapkan “Happy New Year”. Yah.. mungkin hal itu bentuk peringatan menjelang tahun 2012. “2012 yang katanya akan ada kiamat kok malah dirayakan, piye toh”, ini salah satu komentar dari teman saya. “maka dari itulah kita merayakannya karena akan kiamat”, serobotan ku mengomentarinya, akhirnya tertawa juga kami dalam satu ruang tak beratap. Malam ini kita mempersiapkan tempat bakaran, kita kan membakar segala keburukan selama setahun yang lalu yang disimbolkan membakar jagung bersama-sama. Ada juga yang berkomentar salah seorang teman saya yang tidak lama baru putus dengan pacarnya, “hore..bakar jagung, kita akan memeriahkan malam ini dengan berkumpul bersama dan makan bareng dikos”, “Yah, yang masih ada dikos dan ikut serta bakar jagung bareng adalah mereka yang jomblo”, “Waauuu,,,, nyikat sekali komentarmu, “jomblo” hahaha”, siperiang melompat-lompat tertawa karena sedih barangkali masih jomblo.
            Malam ini saya memilih untuk menyendiri dipojok kamar, tempat dimana saya  merebahkan diri. Tak satu orangpun yang dapat menemui, mungkin saja saya ingin menemui seseorang yang mustahil saya temui. Entahlah rasa ingin selalu menemuinya itu selalu ada, namun sayang semua dibatasi. Bisa saja karena keinginan saya untuk menemui seseorang itu adalah sesuatu yang tidak diinginkan olehnya. Lagi-lagi setiap diam dan sepi ku selalu dihantui oleh perasaan. Apakah salah jika saya merasa nyaman dengannya?, yah pertanyaan ini tentu jawabnya” kamu siapa, kamu kan sudah ada yang punya” kalimat itu selalu mengasah fikiranku. Apakah yang berbicara seperti itu tau perasaanku?, tentu tidak. Bicara saja licin, tanpa berfikir. Baiklah, perempuan seperti saya memang tak layak dikenal. Padahal saya tak ingin dikenal oleh siapapun, hanya saja saya inging menjalin komunikasi dinamis dengannya saja banyak pertimbangan, yang ini kek, itu kek. Wah memang sulit memberikan pemahan bagi lingkungan. Apa sih salahnya jika saya dekat dengannya, berdua dengannya, makan bareng dengannya? Toh juga tak merugikan orang lain. Atau karena dia sudah pernah punya pacar, begitu? Yah mungkin saja, dia selalu menjaga jarak dengan saya lantaran tidak enak dengan mantannya. Baiklah apa boleh buat, perempuan seperti saya yang selalu ingin banyak tahu tentang apa yang dimilki.
            Saya selalu takut ketika merasa sendiri dan sepi. Ini karena mungkin saya lebih banyak berkumpul-kumpul dengan teman-teman saya, keluarga saya yang lebih dari 5 orang ketika kami berkumpul di ruang keluarga rumah kontrakan saya dikampung. Setiap saya merasa sepi, selalu ingat Ibu, Ayah dan Mbah saya yang tidak lama sudah meninggalkan semuanya untuk selamanya. Barangkali ketiga orang tersebutlah yang banyak berpengaruh pada kehidupan saya.
            Tepat setelah saya mengguyurkan air pada sekujur tubuh yang belum mampu berbuat apa-apa, setelah itu hp kecil saya berbunyi. “ini pasti telfon dari Ibu”, “Nak, maafkan Ibumu ya,belum bisa mengirimmu uang makan selama 5 bulan”, “seharusnya saya yang meminta maaf padamu Bu,karena saya belum bisa membuatmu tidur pulas tanpa beban apapun”, “malam ini kamu tak perlu keluar, karena malam ini pasti rame diluar sana”, “enggeh Bu, ibu lanjutkan bekerja ya..saya akan mandi”. Sengaja saya berkata seperti itu, karena saya tak mampu mendengar Ibu yang selalu meminta maaf pada saya karena hal yang sepeleh bagi saya. Bertahan hidup bagi saya salah satu usaha untuk berbuat akan kelangsungan hidup. Baiklah akan saya akhiri catatan saya malam ini, teman-teman sudah menunggu saya untuk jadi tukang bakar jagung khusus malam ini.

21:24_12 31 2011-12-31 Yogyakarta

Beranda Sunyi NaziL

 Tidak ada jalan lain kita mesti berbuat
mati atau hidup adalah pilihan
menangis dan tertawa  adalah warna dari perbuatan
 maka tidak ada jalan lain berbuat

Hidup seperti gerimis terkadang romantis  juga mengais air mata

akan tetap menengadah pada gerimis dari Tuhan

Saya dan perempuan itu

Catatan Nazil


Saya dan perempuan itu
                Barangkali rasa yang diutamakan oleh perempuan itu, bagaian perjuangannya untuk dapat menjalin hubungan cinta dengan laki-laki yang disukainya. Mestinya perempuan itu juga dapat saling menjaga perasaan baik laki-laki maupun perempuan selain dirinya. Namun lagi-lagi atas nama cinta yang diagungkan sehingga dapat melunturkan sisi kemanusiaan. Yah,, barangkali sudah bagian saya untuk menerima tuduhan yang tidak semestinya. Saya perebut suami orang, saya perebut pacar orang… heemm…., bisa jadi itu hanya julukan perempuan yang iri pada saya. Padahal jika kita melihat dari sisi posotif, apa salahnya bertegur sapa semisal, bertanya, minta bantuan dan membeantu. Bukankah manusia diciptakan juga untuk saling melengkapi, membantu dan semacamnya. Lalu, dimana letak kesalahan saya sebagai perempuan yang hampir 8 tahun sendiri tanpa laki-laki pilihan saya. Yah, barangkali perempuan itu memandang saya sebelah mata, karena saya selalu sendiri tidak seperti perempuan lain yang selalu berjalan, makan bersama diwarung, belanja diantar dengan laki-laki, lalu dia menilai saya tidak baik dimata laki-laki. Heemmm …benar-benar menggelikan bagi saya, dikira dirinya paling beruntung. Bukankah, perempuan juga mampu menjalani hidup keseharian untuk semetara tanpa laki-laki?.  Mustahil bagi saya perempuan hidup tanpa laki-laki, begitu juga sebaliknya. Bukankah Islam juga mengajarkan bagaimana menjalin hubungan baik dengan sesama manusia tanpa pandang bulu?. “cemburu”, yah, bisa cemburu bagian dari menyayangi dan mencintai, namun apakah kemudian mengabaikan serta merugikan orang lain, “TIDAK”.
                Tiba-tiba perempuan itu menuduhku tanpa sebab, heemmm,,,,yah mungkin dia dihantui oleh perasaannya sendiri. Ehh, masak aku dituduh cinta berat pada laki-laki yang dicintainya. Seenaknya saja dia bicara didepan umum. “perempuan itu mencintaimu, tapi sayangnya sudah punya suami”. Menggelikan lagi-lagi, langsung aku berteriak tertawa, hahahahaha…… oww ternyata yang selama ini dia teriak-teriakkan tentang pengertian, perasaan dan semacamnya,,, ketelan mentah. Apapun dendammu pada saya, sedikitpun saya tidak punya niatan buruk, “lawong jenenge ae wong tresno yo mesti duwe roso cemburu” . itulah kalimat teman saya yang selalu meredakan curhatan saya.
                “Semstinya ia juga tersenyum pada saya, tak usah cemburu berlebihan”.
“atau barangkali  merasa tersainging?, padahal saya tak pernah merasa menyaingin”
“sudahlah Zil… dia hanya perempuan yang masih menginginkan sesuatu yang barangkali dianggap sudah tiada”
“Zun… dia juga perempuan yang harus mengerti tentang perasaan perempuan lain, bukan hanya mengerti peresaannya sendiri”

                Yah tulisan ini hanya sebatas ludah yang ingin saya buang, agar tidak menumpuk ditenggorokan.
Dan saya akan mengabadikan sebaris kecemasannya, “Maz…dialah yang mencintaimu dan menyayangimu, bukan SAYA”.

1 januari 2012
               

Kamis, 05 Januari 2012

Perempuan Itu


Bibir mungil berdarah
Kata yang terangkai dari imaji menandai kening lapangmu
                 Perempuanku
Jika malam tiba kelak  selalu gelisahkan dadamu
Karena disitulah tersimpan harmoni
Meski dadamu tak lagi mengucurkan air susu
Tapi kesetiaan berlindung bersama
                        Perempuanku
Penjajahan menina bobokkan perjalanan
Namun kesepian perempuan 
Mengisi
Mengasah
Mengasuh
Lima belas juta bidadari berkalung sarung.

Banyuwangi, September 2011

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More