Bibir mungil berdarah
Kata yang terangkai dari imaji menandai kening lapangmu
Perempuanku
Jika malam tiba kelak selalu gelisahkan dadamu
Karena disitulah tersimpan harmoni
Meski dadamu tak lagi mengucurkan air susu
Tapi kesetiaan berlindung bersama
Perempuanku
Penjajahan menina bobokkan perjalanan
Namun kesepian perempuan
Mengisi
Mengasah
Mengasuh
Lima belas juta bidadari berkalung sarung.
Banyuwangi, September 2011
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tuls Komentar...