Lencana Facebook

Minggu, 03 April 2011

Penyair Bermata Sayu


Kau mengukir sajak sajakku
Yang lama tenggelam ditelan ego
Penyairku kau selalu hadir dalam malam malam dinginku
Ada sejengkal jarak yang memisahkan kita
Lalu kau hedir melalui ilusi manja

Perkenankan malamku menemui malammmu

Penyairku
Lelaki itu hanya mengangguk lantas merapikan selimutnya
Matanya terpejam tapi laut dihatinya rindukan pantai

Penyairku
 merindukan sebuah danau di pipi kekasihnya itu
tempat ia selamatkan hatinya kala malam genapi sunyi
Ia rindukan tawanya ketika pecah suaranya menjadi bunga yang ia rawat dengan setia dihatinya
Ia hanya yakin
Kekasihnya itu walau tak bicara
Kuncup dibibirnya rekah kemimipinya.

Maka lelaplah kini
dilapang dada lelaki itu.
Tempat segala sejarah air  mata ditampung
Tempat segala cahaya dari rindu dan setia di perempuan sempurna.

Dijantung malam yang sunyi in
Bilakah berpasrah pada peluk alam, seperti lautan yang dinikahi pantai
Maukah ku selimuti?

1 komentar:

aku tak mengerti dengan segala ungkapan-ungkapan di lengan Beo, tetapi aku selalu tergiur untuk merasakan zat-zatnya, biar itu tak juga milikku, kuyakin zat-zat malam tentu resap di dalamnya
maka disitulah keadaanku yang juga sepi_Selendang

Posting Komentar

Silahkan Tuls Komentar...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More