Ambang April
Antara jarak dan usia rindu
Kita tenggelam diantaranya Sayang. .
.
Menggenapi usia kerinduan pun pada
musim yang selalu berganti
Mengeja
lekuk garis di wajahmu pada almanak yang menunggu tagihan uang bulanan
Yah...terkadang
kita lupa dengan kewajiban
Kebutuhanpun mencekik kenyataan
April
Aku
dijerat kata-kata rayuan setengah memaksa
Tetap
dalam penantian yang tak kunjung usai
Seperti
usia rindu yang mengatasnamakan cinta
Sebaris Mimpi
Mencintamu adalah sakit
Merindukanmu adalah air mata
Mimpi itu isyarat juga tanda, bahwa aku mencintaimu dengan tulus
Kenyataan yang berbalik memberi isyarat lain bahwa sakit adalah
mencintamu
Bahwa air mata ketika merindukanmu
Sanizah, disetiap jengkal nadiku ada harapan bersamamu
Aku memang bukan yang pertama yang hadir, begitu juga kau
Kedua yang hadir setelah rembulan lalu purnama adalah kau
Inginku pertama
bagimu. Namun percayalah kau masih ada di hati
Sanizah, bila waktu tak memihak pada mimpi.
Percayalah akan tetap ku rengkuh kesaksian diatas sepertiga malam
Karena cinta
memang perjuangan melawan kenyataan
5 Juni 2012
Yogyakarta sebatas pagi yang senantiasa merindu.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tuls Komentar...